Pergi ke Bukittinggi belum lengkap rasanya kalau belum naik bendi, seperti yang di lakukan pembalab Tour de Singkarak 2013 ini di Kota Bukittinggi.
Bendi, Itulah sebutan untuk salah satu alat transportasi kereta tradisional yang bergerak dengan bantuan tenaga kuda. Pada umumnya, jenis kereta ini terdapat hampir disetiap wilayah di Indonesia namun sebutannya berbeda. Ada yang menyebutnya Andong, Delman, Dokar dan sebagainya, tetapi Bendi merupakan sebutan khusus dari Sumatera Barat. Layaknya mobil, Bendi juga memiliki Supir yang identik dengan sebutan kusir. Memiliki dua roda kayu, bak pengangkut penumpang yang memiliki atap, serta kuda yang mengenakan pakain penuh hiasan.
Dulunya Bendi merupakan
kendaraan pribadi para pejabat, bangsawan dan orang kaya. Pada jaman
penjajahan, alat trasnportasi penguasan Belanda sering kali adalah Bendi,
sehingga pernah ada sebutan “Bendi Balando”. Namun sejalan dengan berjalannya
waktu, Bendi pun beralih fungsi menjadi kendaraan umum masyarakat. Yang dulunya
hanya dimiliki oleh orang dengan golongan strata tertentu, kini pun bendi bisa
dimiliki siapa saja untuk disewakan atau untuk dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian.
Di Sumatera Barat,
Bendi sering kali diikutsertakan dalam berbagai kegiatan seremonial adat
Minangkabau, seperti upacara perkawinan (untuk mengarak-arak marapulai dan anak
daro), upacara adat (batagak pagulu), sunat rasul dan acara lainnya. Hingga
kini pun eksistensi Bendi dalam acara adat pun masih sering ditemukan
dibeberapa daerah di Sumatera Barat.
Bendi mendapatkan banyak tantangan. Layaknya dalam lingkaran bisnis, Bendi
seolah-olah masuk dalam lingkaran krisis. Hal ini diakibatkan perkembangan
pengetahuan dan kemajuan teknologi yang memunculkan jenis-jenis kendaraan
modern. Walaupun masyarakat Sumatera Barat masih menggunakan bendi
sebagai sarana transportasi, namun jumlahnya menurun cukup signifikan. Padahal
kita perlu menyadari bahwa bendi merupakan salah satu artefak budaya
daerah yang memperkaya khasanah Budaya Nasional, apabila hal ini terus
dibiarkan maka akan memungkinkan bahwa untuk beberapa tahun kedepannya
masyarakat minangkabau sudah tidak mengenal bendi lagi.
Namun berbeda dengan yang satu ini, wisatawan asing atau peserta Tour de Singkarak , ikut melestarikan kendaraan tradisional Minangkabau ini dengan menaiki bendi untuk menuju Jam Gadang,Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 31 Mei 2013
Bukittinggi ada banyak cara menikmati Bukittinggi, mulai dari naik bendi hingga naik ke atas Jam Gadang. Selain itu, masih banyak lagi cara asyik berlibur di tanah kelahiran Bung Hatta tersebut
Tour de Singkarak Edisi ke lima di tahun 2013 semakin meriah dan berdampak postif juga untuk alat transportasi Tradisional di daerah Sumatera Barat. Seperti gambar di atas, pembalab Tour de Singkarak yang sedang menaiki bendi saat menuju ke kawasan Jam Gadang di Kota Bukittinggi.Dengan ini Parawisata Sumatera Barat bisa meningkat jika ketertarikan wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Barat terus meningkat.Dengan menaiki bendi para atlet Tour de Singkarak atau wisatawan mancanegara bisa mengenal apa itu bendi.Suara khas tapak kuda yang 'tuk tik tak tik tuk' dan udara dingin khas Bukittinggi menemani perjalanan di atas bendi.
Di penyelenggaraan kelima kalinya Tour de Singkarak sudah bisa menigkatkan pariwisata Sumatera Barat.
Salah satu daya tarik event tahun ini, penyelenggaraan melibatkan lebih banyak kabupaten/kota yang dilalui oleh pembalap.
0 komentar:
Posting Komentar